BATU BARA | zabara.id, Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum berinisial AHA (34) kepada seorang mahasiswi berinisial NA (18) belum mendapatkan atensi khusus dari Polda Sumatera Utara, hal ini dibuktikan lambatnya penanganan kasus yang sudah dilaporkan orang tua korban walaupun diketahui masalah ini sudah sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Belum sempat laporan diproses kini terlapor AHA sudah melaporkan keluarga korban dengan dugaan pencemaran nama baik. Sontak NA sebagai korban merasa heran.
Kemudian korban NA menyampaikan keberatan terhadap pelaku terkait kejadian menimpa dirinya. Hal ini dikatakan NA kepada sejumlah awak media di kediamannya Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Kamis, (15/05/2025).
“Apa yang dikatakan ayah saya (IL) semuanya benar yang dijelaskan atau dimuat oleh sejumlah media, karena saya sendiri yang mengalami peristiwa itu,” ujar NA.
Selanjutnya NA menambahkan bahwa bujuk rayu ustadz AHA benar adanya, bahkan dari Screenshot Via WhatsApp AHA merayu NA mau menikahinya. NA juga menangis saat menjelaskan dirinya diberikan minuman kepada awak media dan AHA benar menjemput kerumah kostnya.
NA berharap, pihak Polda Sumut segera menangkap dugaan pelaku yang sudah di laporkannya pada 29 April 2025 dengan nomor: STTLP/B/637/IV/2025/SPKT/POLDA/Sumatera Utara.
Disamping itu, kepada ayah korban selaku saksi pelaporan ke Polda Sumut IL mengatakan akan melakukan visum kembali sebanyak 2 kali kedepan.
Namun, setelah awak media melakukan wawancara kepada pihak keluarga dan dugaan korban, IL menginformasikan bahwa, pihak Polda Sumut akan menggelar Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam waktu dekat.
Sebelumnya diketahui, Yahdi (40) merupakan saksi dari perkara ini meminta Kapolda Sumut untuk mengusut tuntas kasus dan menangkap dugaan pelaku agar NA dapat segera beraktivitas sebagai Mahasiswi.
Sebab, sampai saat ini NA nyaris diteror melalui media sosial oleh orang yang mengaku keluarga AHA.
“Banyaknya pesan singkat dari media sosial NA, kami merasa itu seperti teror yang membuat NA terus merasa ketakutan,” kata Yahdi.
Selanjutnya, Yahdi mengatakan mungkin teror tersebut akan kami laporkan kembali. Namun, jika Psikologis NA kedepan baik-baik saja, kami pastikan tidak akan membuat laporan. (Red),